Punk in Love

Punk in Love
Preman Juga Bisa Nangis

Film karya sutradara yang sukses dengan film “Kawin Kontrak”-nya ini mengawali ceritanya dari seorang anggota punk yang sedang jatuh cinta bernama Arok (Vino G. Bastian). Dia mencoba bunuh diri dari atas sebuah gedung. Alasannya gara-gara ditinggal merried gadis yang sangat dicintainya, Maia. Arok nyesel banget lantaran selama ini gak pernah berani ngutarain cintanya pada Maia.

Ketiga sahabat Arok, yaitu Yoji (Andhika Pratama), Mojo (Yogi Finanda), dan Almira (Aulia Sarah) berlari dengan gaya pakaian acak-acakan ala anak punk menuju gedung departemen agama Malang, untuk menyelamatkan salah satu sobatnya itu.

Berkat sahabat-sahabat Arok yang meyakinkan bahwa sebenarnya Maia juga mencintai Arok, akhirnya Arok mau mengurungkan niatnya bunuh diri. Arok memutuskan untuk memperjuangkan cintanya dalam waktu lima hari kepada Maia. Secara 5 hari lagi Maia akan menikah di Jakarta. Setelah berpikir panjang. Akhirnya empat orang sahabat tersebut menuju Jakarta.

Dengan bermodalkan uang seadanya, mereka bertekad kuat untuk membantuk Arok. Di sepanjang jalan menuju ibukota dengan menggunakan tumpangan atau pun terpaksa menggunakan angkutan mereka tetap menatap kedepan. Melewati banjir, berantem dan seabrek pertualangan seru dan kocak mereka lewati.

Film garapan Ody C. Harahap ini cukup mampu menghibur penonton,. Dengan mengusung tema 'anak punk' menjadi penyegar di dunia film Indonesia disaat semua mata tertuju pada film tentang politik, agama dan esek-esek. Akting Vino G. Bastian cukup apik. Berbeda dari film-filmnya terdahulu dengan karakter keras nya. Di fil ini Vino berubah menjadi seorang anak punk yang stres karena cinta.

Karakter-karekter tokohnya juga sangat menarik dan mampu diperankan dengan baik oleh para pemainnya: Arok (Vino G. Bastian) karakternya sok jago tapi penakut, Yoji (Andhika Pratama) sebagai preman yg melankolis dan suka dangdut, Mojo (Yogi Finanda) punker yang puitis sekaligus sebagai guide dari Malang-Jakarta, dan Almira (Aulia Sarah) berperan sebagai maminya 3 anak punk tersebut, secara dia cewek satu-satunya.

Kalau di film sebelumnya terasa kental adat Sundanya, di film kelima Ochay (panggilan akrab Ody C. Harahap), memakai bahasa ala Jawa Timuran, terutama Malang, dengan aksen Aremanianya. Jadilah Andhika Pratama, yang notabene anak Malang asli ini, jadi guru dadakan untuk kru dan teman-teman artis lainnya. So, kalau mau tertawa dari awal hingga akhir, pastikan nonton Punk in Love. (dilengkapi liputan dari deezak Gerbang Indonesia & Hot Movie)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Sugoy Suhendra

DIBUTUHKAN HOST PROGRAM TV