Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2009

Membuat Judul Dulu Baru Menulis, atau Sebaliknya?

"Membuat judul dulu baru menulis, atau sebaliknya? Menulis ceritanya dulu baru bikin judul?" Pertanyaan itu muncul dari seorang aktris cantik Rachel Amanda saat launching majalah remaja " STORY ". Saya tertarik dengan pertanyaan Amanda, karena awal saya belajar menulis cerpen (waktu itu masih SMP), pertanyaan tersebut pun muncul. Saya juga bingung. Kadang muncul judul duluan. Tapi nggak jarang justru kesulitan menentukan judul. Untung waktu itu saya sempat baca buku "Mengarang Itu Gampang" karyanya mas Arswendo Atmowiloto. Kata-kata yang paling saya ingat adalah "Kalo mau jadi penulis, ya, menulis!" So. .. mulailah menulis, nggak perlu bingung harus memulai dari mana (Bisa judul dulu, atau bisa nulis cerita dulu, baru bikin judul). Yang terpenting adalah.... mulailah menulis apa yang mau kita tulis / ceritakan. So ? Pertama-tama seharusnya kita menentukan topik / tema yang akan kita tulis. Kita mau menceritakan tentang apa? Nah, kalo ju

Actor Concept (Wawasan Keaktoran)

Acting (berperan) berasal dari kata to act , yang berarti beraksi. Acting dalam konteks ini adalah perpaduan antara : 1. atraksi fisikal (tubuh) 2. intelektual (analisis karakter dan naskah), serta 3. spiritual (transformasi jiwa) Usaha seorang actor dalam melakoni seni acting adalah dengan mengembangkan : kemampuan berekspresi menganalisa naskah, dan mentransformasi diri kedalam karakter yang ia mainkan. Dengan menempa ketiganya, actor akan bisa membuka diri dan menyerap kekayaan pengalaman hidup dari si tokoh sesuai dengan konsep penulis naskah dan sutradara. Untuk mencapai hal tersebut actor bisa mengolah kembali pengalaman hidup atau melihat situasi social di lingkungan sekitarnya . Dalam buku Prepare for the actor (persiapan seorang actor), karya Konstantin Stanislavski , dalam metode acting realis, seorang actor harus mampu menyatukan dirinya kedalam personal si tokoh yang akan ia mainkan. Hal ini berarti berhubungan dengan kondisi b

Para Artis Menulis

Dunia menulis memang mempunyai keasyikan tersendiri. Dari sekedar menyalurkan hobi tersebut, bahkan tidak sedikit, mampu membuat penulisnya popular, dan meraup rupiah yang sangat banyak. Sederet nama seperti Eddy D. Iskandar, Asmaraman Kho Ping Ho, Hilman Hariwijaya, Zara Zetira, Gola Gong, dan masih banyak yang lainnya. Serta yang terbaru, Andrea Hirata telah membuktikan bahwa dunia menulis telah membesarkan namanya. Karya-karya mereka bahkan berhasil diangkat ke layar lebar maupun sinetron. Dunia penulisan kini semakin menarik, karena para artis pun semakin banyak yang berani untuk mengeksplorasi bakat menulisnya, baik fiksi maupun non fiksi. Apa, sih, motivasi menulis? Pertama, menulis adalah kegiatan rutin yang dilakukan sejak kita sekolah.. (So? Nggak ada alasan 'kan nggak bisa menulis?! Tinggal mempelajari teknis penulisannya) . Kedua, menurut Johanes Arifin Wijaya , tulisan atau buku merupakan alat bantu effisiensi manfaat seseorang untuk sesama manusia. Ketiga, did

Transformers 2

Revenge of The Fallen Pengorbanan Optimus Prime Dua tahun sudah kita menunggu sekuel dari film robot paling menggemparkan di tahun 2007 lalu. Kalau dulu dihadirkan sekitar 14 robot, sekarang diramaikan lebih dari 30 robot! So, lets rock the world…! Setelah lulus SMA, Sam Witwicky (Shia LaBeouf), berencana meneruskan kuliah. Saat Sam sedang mengemasi barang-barangnya, tanpa sengaja dia memegang pecahan kubus berenergi (Allspark) yang telah lama disimpannya. Melalui kontak mata, simbol-simbol misterius tersebut meresap ke dalam otaknya. Sam pun, menjadi incaran para Decepticons (robot jahat), yang mengincar rahasia besar di balik Allspark tersebut. Diceritakan, The Fallen (pimpinan Decepticons), salah satu robot terkuat dan terkejam, terobsesi mendapatkan Allspark, yang bisa menuntunnya menuju sebuah alat tersembunyi di Piramid Giza Mesir- yang mampu menyerap energi matahari, dan bisa membuatnya menguasai bumi dan planet lainnya. Bersama Megatron yang berhasil dibebaskan, The F

Punk in Love

Punk in Love Preman Juga Bisa Nangis Film karya sutradara yang sukses dengan film “Kawin Kontrak”-nya ini mengawali ceritanya dari seorang anggota punk yang sedang jatuh cinta bernama Arok (Vino G. Bastian). Dia mencoba bunuh diri dari atas sebuah gedung. Alasannya gara-gara ditinggal merried gadis yang sangat dicintainya, Maia. Arok nyesel banget lantaran selama ini gak pernah berani ngutarain cintanya pada Maia. Ketiga sahabat Arok, yaitu Yoji (Andhika Pratama), Mojo (Yogi Finanda), dan Almira (Aulia Sarah) berlari dengan gaya pakaian acak-acakan ala anak punk menuju gedung departemen agama Malang, untuk menyelamatkan salah satu sobatnya itu. Berkat sahabat-sahabat Arok yang meyakinkan bahwa sebenarnya Maia juga mencintai Arok, akhirnya Arok mau mengurungkan niatnya bunuh diri. Arok memutuskan untuk memperjuangkan cintanya dalam waktu lima hari kepada Maia. Secara 5 hari lagi Maia akan menikah di Jakarta. Setelah berpikir panjang. Akhirnya empat orang s