2 Film Menarik Siap Tayang Saat Liburan Sekolah (Indonesia)

Bukan hanya film-film impor yang siap menyajikan tontonan yang menarik dan inspiratif, tapi film-film garapan anak negeri juga siap untuk menemani libur kamu. Film apa aja? liat yukkkkk.....

1. 'SERDADU KUMBANG', Menggugat Sistem Pendidikan
Pemain: Ririn Ekawati, Titi Sjuman, Putu Wijaya, Asrul Dahlan, Lukman Sardi, Surya Saputra, Yudi Miftahudin, Melly Zamri.
Sinopsis
Hiruk-pikuk sekolah dalam mempersiapkan kelulusan siswanya terasa di seluruh pelosok Indonesia. Tak terkecuali di SD-SMP 08 Mantar, Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.. Karena tahun sebelumnya banyak siswa tidak lulus, maka para guru menerapkan kedisiplinan ketat untuk meningkatkan kemampuan siswa. Namun, tak selamanya kebaikan menurut orang dewasa berdampak baik pula pada anak-anak.
Penegakan kedisiplinan yang kaku menimbulkan dampak bagi murid-murid yang masih dalam usia pertumbuhan. Paling tidak bagi trio Amek (Yudi Miftahudin), Acan dan Umbe. Amek memang tak lulus ujian. Padahal sebetulnya ia anak yang baik hanya sifatnya introvert, keras hati dan cenderung jahil, sehingga sering dihukum oleh guru-gurunya di sekolah. Beda dengan Minun, kakaknya yang selalu juara kelas di SMP, bahkan menjuarai lomba matematika se-kabupaten. Minun menjadi ikon sekolah, kebanggaan keluarga dan masyarakat.
Minun dan Amek tinggal bersama ibu mereka, Siti (Titi Sjuman), di Desa Mantar yang terletak di puncak bukit jauh dari kota. Ayah mereka, Zakaria (Asrul Dahlan) sudah tiga tahun bekerja sebagai TKI di Malaysia. Bukan saja tak pernah pulang, juga tak pernah mengirimkan uang belanja. Jadi bisa dibayangkan betapa berat Siti mesti mencari nafkah untuk keluarganya.
Di luar desa indah ini, tumbuh sebatang pohon di bibir tebing menghadap ke laut lepas. Inilah yang disebut pohon cita-cita. Memang unik karena setiap dahannya diikat dengan tali ke botol yang diisi secarik kertas bertuliskan cita-cita si penulis.
Minun sangat menyayangi Amek yang lahir dengan bibir sumbing hingga sering dijadikan bahan ejekan oleh teman-temannya. Padahal di balik cacatnya, Tuhan memberikan banyak kelebihan, salah satunya adalah kemahirannya berkuda. Sering orang bertanya, "apa cita-citamu kelak?" Amek tak pernah menjawab, bahkan pada gurunya sekalipun. Ia takut akan ditertawakan karena sadar betul pada kekurangannya.
Amek, Acan, Umbe, Minun dan anak-anak sekolah Mantar sangat dekat dengan Bu Imbok (Ririn Ekawati). Guru favorit inilah yang paling mengerti keinginan murid-muridnya. Cita-citanya yang ditulis dalam botol menjadi teka-teki dalam film ini.
Seperti film Alenia sebelumnya, eksplorasi kekayaan alam Indonesia tampil cantik. Sayangnya, alur yang padat cerita membuat nilai haru sulit didapatkan. Meskipun banyak nama besar dipasang, namun film ini kurang sedikit menggigit. Pengambilan ide dari persoalan yang sedang hangat dibicarakan memudahkan penonton larut dalam cerita. (kpl/uji/nat)
Genre
:
Drama
Jadwal Tayang
:
16 Juni 2011
Sutradara
:
Ari Sihasale
Produser
:
Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen
Produksi
:
Alenia Pictures

2. 'BATAS', Dilema di Batas Negara

Jaleswari (Marcella Zalianty), dengan ambisi dan kepercayaan diri yang penuh, mengajukan diri untuk megambil tanggung jawab memperbaiki kinerja program CSR bidang pendidikan yang terputus tanpa kejelasan. Dia menyanggupi masuk ke daerah perbatasan di pedalaman Kalimantan dan menjanjikan dalam dua minggu ketidakjelasan itu dapat diatasi.
Ternyata suatu kehendak belum tentu sejalan dengan dengan kenyataan. Daerah perbatasan di pedalaman Kalimantan memiliki pola kehidupannya sendiri. Mereka memiliki titik pandang yang berbeda dalam memaknai arti garis perbatasan. Mereka tidak terlalu perduli tentang kawasan batas negara. Mereka hidup dengan kesadaran wawasan budaya Dayak yang tidak terpisahkan oleh demarkasi batas politik. Peristiwa kehidupan yang unik membawa Jaleswari dalam situasi yang pelik. Konflik batin terjadi ketika dia terperangkap pada masalah kemanusiaan yang jauh lebih menarik dan menyentuh dibanding data perusahaan yang sangat teoritis dan teras kering karena pada hakekatnya masalah rasa sangat relatif dan memiliki kebenaran yang berbeda.
Jaleswari berada dalam tapal batas pilihan. Karisma hutan dan pola hidup masyarakat telah menyadarkan dirinya bahwa upaya memperbaiki kehidupan masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan adat istiadat setempat. Peristiwa kehidupan manusia yang melanggar adat dan mampu menyengsarakan sesamanya tergelar jelas di depan mata. Jaleswari sangat memahami Adeus, seorang guru yang dipercayakan menjalankan program pendidikan, kini menjadi pribadi pendiam dan apatis, karena sistem pendidikan yang diinginkan perusahaan di Jakarta tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Masyarakat lebih memilih untuk menjadi tenaga kerja yang dijanjikan jadi kaya oleh penjual jasa bernama Otik. Salah satu korbanya adalah Ubuh (Ardina Rasti), pekerja TKI yang melarikan diri dari negara tetangga. Oleh masyarakat Dayak di sana, Ubuh tak hanya memperoleh perlindungan namun juga kehangatan dan keramahan yang perlahan membuatnya berangsur pulih dari trauma.
Tragedi kemanusiaan ini, merubah pemikiran Jaleswari. Semua peristiwa terjadi di depan matanya. Jiwanya goncang dan Panglima Dayak (Piet Pagau), kepala suku menuntunnya memahami 'bahasa hutan' yang mengetengahkan rasa hormat dan cinta untuk tidak merusak, dan malah sebaliknya menjaga dan meningkatkan harkat manusia dan lingkungan kehidupannya. Langkah Jaleswari sangat membantu Arif (Arifin Putra) sebagai instrumen negara yang dalam penyamaran dan ditugaskan di wilayah perbatasan.
Cerita ini menarik dengan mengajak kita ke lokasi terluar Negara Republik Indonesia. Kecantikan alam dan kearifan lokal memberi penonton suguhan berbeda. Hanya sayang, cerita yang panjang dan bertele-tele justru terkesan membosankan. (kpl/uji/nat)
Genre
:
Drama
Jadwal Tayang
:
19 Mei 2011
Sutradara
:
Produser
:
Produksi
:
Keana Production & Communication

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Biografi Sugoy Suhendra

DIBUTUHKAN HOST PROGRAM TV